Selasa, 18 Mei 2010
Minggu, 16 Mei 2010
Tim Indonesia Minta Maaf
KUALA LUMPUR, Kompas.com - Sekjen PB PBSI Yacob Rusdianto yang juga manajer tim Piala Thomas Indonesia meminta maaf atas kegagalan tim Indonesia membawa pulang piala bergengsi kejuaraan beregu putra tersebut.
"Kami minta maaf kepada seluruh pecinta bulu tangkis di Indonesia karena belum bisa membawa pulang Piala Thomas," ujar Yacob setelah Indonesia kalah 0-3 dari China pada final Piala Thomas di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.
Meski kalah, Yacob mengaku puas dengan penampilan pemain Indonesia karena kemenangan China tidak diperoleh dengan mudah. "Saya lihat sendiri pemain China tidak mudah meraih poin bahkan harus meraih kemenangan melalui rubber game," tambahnya.
Ditanya apakah kekalahan tersebut disebabkan karena Sony Dwi Kuncoro tidak tampil, Yacob memastikan bahwa main tidaknya Sony tidak terlalu berpengaruh."Saya rasa ada tidaknya Sony kekuatan tim akan sama. Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada, dan akan diteliti apa yang menjadi penyebab sakitnya, itu prioritas kami," paparnya.
Sempurna Sementara itu manajer tim China Li Yongbo menilai keberhasilan mereka memenangkan Piala Thomas keempat kalinya berturut-turut adalah sesuatu yang sempurna. "Semua pemain dalam tim memberikan permainan yang terbaik," kata Yongbo.
Soal keberhasilan ganda pertama mereka Fu Haifeng/Cai Yun, Yongbo mengatakan sejak kalah di Olimpiade Beijing pasangan tersebut melakukan persiapan yang cukup untuk menghadapi Piala Thomas. Selain itu, sebagai ganda veteran, pasangan itu mempunyai pengalaman untuk mengatasi tekanan.
Kemenangan tersebut membuat tim China memenangi Piala Thomas keempatkalinya berturut-turut sejak 2004.
Berikut ini hasil pertandingan final Piala Thomas antara Indonesia melawan China: Indonesia v China 0-3 Tunggal pertama: Taufik Hidayat v Lin Dan 7-21, 14-21 Ganda pertama: Markis Kido/Hendra Setiawan v Fu Haifeng/Cai Yun 23-25, 21-16, 12-21 Tunggal kedua: Simon Santoso v Chen Jin 21-19, 17-21, 7-21 Ganda kedua: Nova Widianto/Alvent Yulianto v Guo Zhendong/Xu Chen (tidak dimainkan) Tunggal ketiga: Dionysius Hayom Rumbaka v Bao Chunlai (tidak dimainkan)
"Kami minta maaf kepada seluruh pecinta bulu tangkis di Indonesia karena belum bisa membawa pulang Piala Thomas," ujar Yacob setelah Indonesia kalah 0-3 dari China pada final Piala Thomas di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.
Meski kalah, Yacob mengaku puas dengan penampilan pemain Indonesia karena kemenangan China tidak diperoleh dengan mudah. "Saya lihat sendiri pemain China tidak mudah meraih poin bahkan harus meraih kemenangan melalui rubber game," tambahnya.
Ditanya apakah kekalahan tersebut disebabkan karena Sony Dwi Kuncoro tidak tampil, Yacob memastikan bahwa main tidaknya Sony tidak terlalu berpengaruh."Saya rasa ada tidaknya Sony kekuatan tim akan sama. Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada, dan akan diteliti apa yang menjadi penyebab sakitnya, itu prioritas kami," paparnya.
Sempurna Sementara itu manajer tim China Li Yongbo menilai keberhasilan mereka memenangkan Piala Thomas keempat kalinya berturut-turut adalah sesuatu yang sempurna. "Semua pemain dalam tim memberikan permainan yang terbaik," kata Yongbo.
Soal keberhasilan ganda pertama mereka Fu Haifeng/Cai Yun, Yongbo mengatakan sejak kalah di Olimpiade Beijing pasangan tersebut melakukan persiapan yang cukup untuk menghadapi Piala Thomas. Selain itu, sebagai ganda veteran, pasangan itu mempunyai pengalaman untuk mengatasi tekanan.
Kemenangan tersebut membuat tim China memenangi Piala Thomas keempatkalinya berturut-turut sejak 2004.
Berikut ini hasil pertandingan final Piala Thomas antara Indonesia melawan China: Indonesia v China 0-3 Tunggal pertama: Taufik Hidayat v Lin Dan 7-21, 14-21 Ganda pertama: Markis Kido/Hendra Setiawan v Fu Haifeng/Cai Yun 23-25, 21-16, 12-21 Tunggal kedua: Simon Santoso v Chen Jin 21-19, 17-21, 7-21 Ganda kedua: Nova Widianto/Alvent Yulianto v Guo Zhendong/Xu Chen (tidak dimainkan) Tunggal ketiga: Dionysius Hayom Rumbaka v Bao Chunlai (tidak dimainkan)
Thomas Uber 2010, FINAL Thomas Cup
Simon Kalah, China Pertahankan Gelar
JAKARTA, Kompas.com - Tim China memertahankan Piala Thomas dengan mengalahkan Indonesia 3-0 di final yang berlangsung di stadion Putra, Bukit Jalil, Minggu (16/5/2010).l.
Kepastian kemenangan China ini diperoleh setelah tunggal kedua mereka, Chen Jin mengalahkan tunggal kedua Indonesia, Simon santoso dalam rubber game 19-21 21-17 21-7.
Pertandingan Simon dan Chen Jin berlangsung sengit dan menegangkan. Simon yang diremehkan karena penampilannya yang buruk saat semifinal menghadapi Jepang, ternyata mampu tampil memukau. Ia mampu menekan Chen Jin pemain peringkat 3 dunia dengan permainan reli dan drive. Pada game pertama, Simon mampu memaksa Chen Jin menyerah 19-21.
Pada game kedua, Simon bahkan mampu memaksa kubu China berdebar ketia ia mampu mengejar hingga 16-18. Sayangnya sebuah keputusan wasit memaksa Simon kehilangan poin dan akhirnya menyerah 17-21.
Di game ketiga, Simon sudah kehabisan segalanya. Ia berkali-kali melakukan unforced error dan akhirnya menyerah mudah 7-21. Pertandingan berakhir dalam 1 jam 13 menit.
Bagi China ini merupakan Piala Thomas mereka yang ke delapan. Mereka merebutnya pada 1982, 1986, 1988, 1990, 2004, 2006, 2008 dan 2010. Sementara Indonesia masih merupakan negara yang menjuarai Piala Thomas terbanyak yaitu 13 kali. Indonesia merebutnya pada 1958, 1961, 1964, 1970, 1973, 1976, 1979, 1984, 1994, 1996, 1998, 2000 dan 2002.
Jumat, 14 Mei 2010
Thomas & Uber Cup 2010
AKARTA, Kompas.com — Pasangan dadakan Nova Widianto/Alvent Yulianto membawa tim Piala Thomas Indonesia lolos ke final dengan mengalahkan Jepang 3-1, Jumat (14/5/2010).
Di partai keempat semifinal menghadapi Jepang, Alvent/Nova menang dua game atas pasangan Jepang, Noriyasu Hirata/Hiroyuki Endo, 21-14, 22-20.
Dalam pertandingan semifinal di Stadion Putra Bukit Jalil ini, Indonesia menuai poin melalui tunggal pertama Taufik Hidayat yang mengalahkan Kenichi Tago, 21-9, 21-14, dan ganda pertama Markis Kido/Hendra Setiawan yang mengalahkan ganda pertama Jepang, Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno, 21-9, 21-11.
Sementara Jepang memperoleh satu-satunya poin saat tunggal kedua mereka, Sho Sasaki, bermain kesetanan untuk mengalahkan tunggal kedua Indonesia, Simon Santoso, dalam rubber game 21-19, 13-21, 21-11, dalam 1 jam enam menit.
Dengan kemenangan Nova/Alvent ini, partai kelima antara Dionysius Hayom Rumbaka menghadapi tunggal ketiga Jepang, Shoji Sato, tidak perlu dimainkan.
Indonesia tinggal menunggu pemenang semifinal lainnya antara juara bertahan China yang menghadapi tuan rumah Malaysia.
Kido/Hendra Menang Mudah
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia sementara unggul 2-0 atas Jepang setelah Markis Kido/Hendra Setiawan mengalahkan Kenichi Hayakawa/Kenta Kazuno, 21-9, 21-11, Jumat (14/5/2010).
Bertanding pada partai kedua di stadion Putra, Bukit Jalil, Kido/Hendra bermain lugas. Mereka tampil menekan sejak awal dan tidak memberi kesempatan kepada Hayakawa/Kazuno untuk mengembangkan permainan.
Game pertama direbut Kido/Hendra, 21-9. Bola-bola ganda Indonesia yang berubah-ubah sangat membingungkan pasangan Jepang. Mereka kerap mengembalikan bola dalam kondisi melambung dan mudah disantap oleh Hendra Setiawan.
Pada game kedua, ganda Jepang berusaha mengimbangi pemain Indonesia dengan bola-bola datar. Namun, hal ini diantisipasi Kido/Hendra dengan bola-bola silang. Akhirnya, game kedua dimenangi dengan hasil 21-11 dan pertandingan berakhir hanya dalam waktu 23 menit.
Dengan keunggulan 2-0, Indonesia tinggal berharap pada tunggal ketiga, Simon Santoso, yang akan menghadapi Sho Sasaki.
Kamis, 13 Mei 2010
Thomas & Uber Cup 2010
http://id.news.yahoo.com/kmps/20100514/tsp-ekspresi-srikandi-merah-putih-yang-g-cb2f03e.html
KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Beragam reaksi dan ekspresi terlihat ketika para srikandi merah putih bertarung pada babak semifinal Piala Uber di Stadium Putra bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (13/5/2010).
Pemain ganda tim Piala Uber Indonesia, Greysia Polii, bereaksi ketika bertanding dengan pemain china. Begitu juga dengan pemain tunggal tim Piala Uber Indonesia, Adriyanti Firdasari seperti sedih dan harus mengakui galaknya serangan Wang Xin asal China.
Tim Uber Indonesia gagal melaju ke final setelah kalah 3-0. FIA
Mereka Pantas Dipuji!
JAKARTA, Kompas.com - Tim Piala Uber Indonesia harus mengakhiri mimpi untuk membawa pulang trofi paling bergengsi turnamen beregu putri tersebut ke Tanah Air. Perjuangan keras Adriyanti Firdasari dan kawan-kawan terhenti di semifinal setelah menyerah 0-3 dari tim juara bertahan China.
Pada pertandingan di Stadium Putra, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (13/5/10), pasukan Merah Putih telah menunjukkan perjuangan yang tak kenal lelah. Segala cara sudah diupayakan, tetapi para srikandi Indonesia ini tidak mampu merobohkan tembok China, yang memang sangat kokoh untuk diterobos.
Meskipun gagal, tetapi acungan jempol pantas diberikan kepada putri-putri yang sudah bertarung hidup-mati di atas lapangan. Maria Febe Kusumastuti dan kawan-kawan pantas dipuji, karena mereka mampu mempertontonkan daya juang yang luar biasa untuk mengalahkan China, yang sangat difavoritkan untuk mempertahankan sekaligus merengkuh gelar ketujuh secara berturut-turut.
Memang, kekalahan adalah hal yang tidak diinginkan para pemain, termasuk oleh para pecinta bulu tangkis di Tanah Air ini. Apalagi, masyarakat Indonesia sudah sangat menantikan siraman hiburan berupa gelar Piala Uber, yang terakhir kali digondol ke Tanah Air pada tahun 1994 dan dipertahankan pada tahun 1996.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan adalah fakta yang harus diterima. Kedigdayaan para pemain putri China sulit ditandingi oleh negara-negara manapun di muka bumi ini (termasuk Indonesia), yang sudah dibuktikan dengan 11 gelar Piala Uber. Sejak menjadi juara untuk pertama kalinya tahun 1984, China terus mendominasi dan hanya dua kali berhasil dijegal Indonesia pada tahun 1994 dan 1996.
Namun merujuk perjalanannya hingga mencapai babak empat besar, pasukan Merah Putih pantas dibanggakan. Bagaimana tidak, Firdasari dkk mampu menjadi juara Grup B setelah membukukan kemenangan atas Australia dan Denmark, dengan skor sangat meyakinkan, 5-0.
Setelah melewati adangan musuh di fase penyisihan, para srikandi Indonesia kembali menunjukkan penampilan yang memukau ketika bertemu Malaysia di perempat final, Rabu (12/5/10). Meskipun bermain di hadapan pendukung tuan rumah, tim Uber Indonesia berhasil mempermalukan Malaysia dengan skor 3-0, sehingga berhak maju ke semifinal untuk bertemu China.
Di babak empat besar ini, China diprediksi akan menjadi pemenang. Manajer tim Uber Indonesia Djendjen Djaenanasri sendiri mengakui, China merupakan lawan terberat dan sangat sulit dikalahkan. "Untuk melawan China memang berat, tetapi bukan berarti kalah sebelum bertanding. Kami akan memberi perlawanan sepenuhnya," ujar Djendjen usai Indonesia kalahkan Malaysia 3-0 di perempat final.
Benar sekali, di semifinal para pemain Indonesia tampil kesetanan. Tunggal pertama, Maria Febe, yang mendapat beban sangat berat karena harus menghadapi pemain nomor satu dunia Wang Yihan, memperlihatkan daya juang yang sangat tinggi.
Sempat grogi di set pertama sehingga menyerah dengan skor mencolok 7-21, pemain berusia 21 tahun ini memberikan perlawanan maksimal di set kedua. Bahkan, Febe mempertontonkan dua kali jumping smesh yang cukup memukau, untuk meraih poin. Sayang, Febe yang menempati peringkat 19 dunia hanya mampu memperoleh 12 poin.
Partai kedua yang memainkan nomor ganda, lagi-lagi wakil Indonesia tampil cukup menawan. Greysia Polii/Meiliana Jauhari, yang menempati peringkat 84 dunia, mampu mengimbangi permainan agresif Ma Jin/Wang Xiaoli, pasangan nomor satu dunia.
Adu drive, permainan net yang tipis, serta smes-smes kencang, sempat membuat Ma Jin/Wang Xiaoli kelabakan. Ketat dan serunya permainan ini juga membuat senar raket Meiliana sempat putus sehingga dia harus berlari keluar lapangan untuk mengambil raket baru. Tetapi, pengalaman segudang plus kekompakan Ma Jin/Wang Xiaoli, yang sudah lama disandingkan ini, membuat mereka mampu keluar dari tekanan sehingga berhasil menang dua set langsung 21-17, 21-13.
Di partai ketiga, Firdasari mempertontonkan permainan menawan. Menghadapi pemain kidal Wang Xin, peringkat dua dunia, Firdasari yang kini berada di urutan 24 BWF bermain penuh determinasi sehingga bisa mengimbangi agresivitas Wang Xin.
"Firdasari bermain bagus karena dia memberikan yang terbaik di lapangan," ungkap Djendjen, mengomentari penampilan tim Uber Indonesia di semifinal.
Akan tetapi, gaya permainan Wang Xin yang memiliki daya serang yang bagus plus drop shot silang yang tajam, membuat Firdasari cukup kewalahan. Meskipun sempat beberapa kali unggul dalam pengumpulan poin, tetapi Wang Xin berhasil mengejar. Penempatan bola yang akurat dibarengi pukulan silang mematikan, membuat Wang Xin mampu mengakhiri perlawanan Firdasari dengan skor 21-17, 21-15, sekaligus mengakhiri kiprah tim Indonesia di Piala Uber 2010.
Dari hasil yang diraih di Malaysia ini, tim putri Indonesia harus segera berbenah jika ingin mengulangi kejayaan tahun 1975, 1994 dan 1996, ketika Piala Uber diboyong ke Tanah Air. Proses regenerasi harus diperhatikan (di samping teknik dan kemampuan pemain), karena jika tidak, China yang tidak pernah berhenti melahirkan bintang bulu tangkis di sektor putri, akan terus mendominasi olahraga tepok bulu ini.
Hasil Semifinal Piala Uber
Kuala Lumpur, 13/5 (ANTARA/AFP) - Hasil pertandingan semifinal Piala Uber di Kuala Lumpur, Kamis:
Korea Selatan vs Jepang 3-1
Bae Seung Hee (KOR) vs Eriko Hirose (JPN) 21-12, 21-16
Ai Goto (JPN) vs Bae Youn Joo (KOR) 21-10, 22-20
Lee Hyo Jung/Kim Min Jung (KOR) vs Satoko Suetsuna/Miyuki Maeda (JPN) 21-19, 21-10
Lee Kyung Won/Ha Jung Eun (KOR) vs Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (JPN) 21-14, 21-18
China vs Indonesia 3-0
Wang Yihan (CHN) vs Maria Febe Kusumastuti (INA) 21-7, 21-12
Ma Jin/Wang Xiaoli (CHN) vs Greysia Polii/Meiliana Jauhari (INA) 21-17, 21-13
Wang Xin (CHN) vs Adriyanti Firdasari (INA) 21-17, 21-15
sumber : yahooIndonesia
Selasa, 11 Mei 2010
Thomas & Uber Cup 2010
KUALA LUMPUR - Ganda putra terbaik Indonesia, Markis Kido/Hendra Setiawan membuka jalan Tim Thomas untuk menjadi juara grup D dan melenggang ke perempat final. Markis/Hendra sukses membawa Merah Putih unggul 2-0 setelah mengalahkan pasangan India, Sanave Thomas/Akshay Dewalkar di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (10/5/2010).
Tampil kedua setelah sebelumnya Taufik Hidayat membuka keunggulan Merah-Putih, Markis/Hendra tampil luar biasa melawan Sanave/Akhsay. Peraih emas Olimpiade 2008 ini tak menemui kesulitan berarti dalam menundukkan ganda India itu dua set langsung.
Di set pertama, Markis/Hendra memang sempat mendapat perlawanan di awal laga. Namun, bermodalkan pengalaman serta kualitas yang cukup jauh dari lawannya tersebut, Markis/Hendra tak butuh kerja keras untuk mengamankan set pertama dengan skor 21-11 dalam tempo kurang dari 10 menit.
Memasuki set kedua, konsentrasi pasangan terbak Indonesia ini mulai kendur. Kondisi ini pun langsung dimanfaatkan Savane/Akhsay untuk memberikan perlawanan sengit. Hasilnya, kejar mengejar poin pun tak terelakkan seperti yang ditampilkan Markis/Hendra saat melawan Australia, kemarin. Beruntung, kali ini Markis/Hendra mampu bangkit lebih awal. Mereka pun sukses membungkus kemenangan 21-13.
Dengan keunggulan 2-0, maka Indonesia pun hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memastikan diri sebagai juara group D dan melaju ke perempat final. Nah, di pertandingan ketiga, Indonesia menurunkan tunggal putra Sony Dwi Kuncoro yang berhadapan dengan Arvind Bhatt.
KUALA LUMPUR – Hasil impresif yang diraih Tim Thomas Indonesia menular pada Tim Uber. Minggu (9/5/2010), Indonesia menggerus Australia 5-0.
Di partai pertama, Maria Febe Kusumastuti menang dua set langsung atas Leanne Choo, 21-13 21-5. Kemenangan ini rupanya memacu motivasi partai kedua, yang dimainkan ganda putri Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari.
Maria Febe dan Nitya kembali menyapu bersih dua set atas Renuga Vaeran yang berpasangan dengan He Tian Tang. Meski demikian, perjalanan Maria Febe dan Nitya tak mudah, meski akhirnya menang 21-16 21-11.
Di partai ketiga Firdasari mengandaskan harapan Australia mencuri angka. Firdasari meneku Erica Pong 21-12 21-4. Dominasi Indonesia berlanjut di partai keempat.
Ganda putri kedua, Shendy Puspa Irawati yang berpasangan dengan Lilyana Natsir, mengakhiri perlawanan Kate Wilson Smith dan Eugenia Tanaka 21-13 21-11.
Di partai terakhir, Maria Kristin tampil tanpa beban. Maria akhirnya menutup laga 21-6 21-13 melawan Chia Chi Huang.
sumber : sports.okezone.com
Tampil kedua setelah sebelumnya Taufik Hidayat membuka keunggulan Merah-Putih, Markis/Hendra tampil luar biasa melawan Sanave/Akhsay. Peraih emas Olimpiade 2008 ini tak menemui kesulitan berarti dalam menundukkan ganda India itu dua set langsung.
Di set pertama, Markis/Hendra memang sempat mendapat perlawanan di awal laga. Namun, bermodalkan pengalaman serta kualitas yang cukup jauh dari lawannya tersebut, Markis/Hendra tak butuh kerja keras untuk mengamankan set pertama dengan skor 21-11 dalam tempo kurang dari 10 menit.
Memasuki set kedua, konsentrasi pasangan terbak Indonesia ini mulai kendur. Kondisi ini pun langsung dimanfaatkan Savane/Akhsay untuk memberikan perlawanan sengit. Hasilnya, kejar mengejar poin pun tak terelakkan seperti yang ditampilkan Markis/Hendra saat melawan Australia, kemarin. Beruntung, kali ini Markis/Hendra mampu bangkit lebih awal. Mereka pun sukses membungkus kemenangan 21-13.
Dengan keunggulan 2-0, maka Indonesia pun hanya membutuhkan satu kemenangan lagi untuk memastikan diri sebagai juara group D dan melaju ke perempat final. Nah, di pertandingan ketiga, Indonesia menurunkan tunggal putra Sony Dwi Kuncoro yang berhadapan dengan Arvind Bhatt.
KUALA LUMPUR – Hasil impresif yang diraih Tim Thomas Indonesia menular pada Tim Uber. Minggu (9/5/2010), Indonesia menggerus Australia 5-0.
Di partai pertama, Maria Febe Kusumastuti menang dua set langsung atas Leanne Choo, 21-13 21-5. Kemenangan ini rupanya memacu motivasi partai kedua, yang dimainkan ganda putri Greysia Polii dan Nitya Krishinda Maheswari.
Maria Febe dan Nitya kembali menyapu bersih dua set atas Renuga Vaeran yang berpasangan dengan He Tian Tang. Meski demikian, perjalanan Maria Febe dan Nitya tak mudah, meski akhirnya menang 21-16 21-11.
Di partai ketiga Firdasari mengandaskan harapan Australia mencuri angka. Firdasari meneku Erica Pong 21-12 21-4. Dominasi Indonesia berlanjut di partai keempat.
Ganda putri kedua, Shendy Puspa Irawati yang berpasangan dengan Lilyana Natsir, mengakhiri perlawanan Kate Wilson Smith dan Eugenia Tanaka 21-13 21-11.
Di partai terakhir, Maria Kristin tampil tanpa beban. Maria akhirnya menutup laga 21-6 21-13 melawan Chia Chi Huang.
sumber : sports.okezone.com
Thomas & Uber Cup 2010
MOMENTUM Thomas & Uber Cup 2010 atau adanya event bergengsi lainnya tak lepas dari sorotan pedagang. Para pelaku usaha itu memanfaatkan turnamen bulu tangkis dua tahunan tersebut sebagai ladang emas yang siap meraup ringgit di Negeri Jiran.
Turnamen seperti Thomas & Uber Cup memang menjadi momen paling ditunggu kebanyakan pedagang yang menjajakan beragam barang dagangan. Mereka beranggapan event langka karena digelar dua tahunan itu akan membawa rejeki berlipat dari biasanya.
A Chen misalnya, pedagang Malaysia keturunan China itu optimistis akan meraup keuntungan berlipat dari hari biasanya. Dia menilai turnamen seperti itu akan membawa hoki karena banyaknya pengunjung yang akan berdatangan ke Juara Stadium.
Apalagi, bulu tangkis merupakan salah satu olahraga paling digemari masyarakat Malaysia selain sepak bola. “Saya berharap akan mendapatkan laba besar atas terselenggaranya event tersebut,” kata A Chen, yang akan mencoba peruntungannya menjual boneka.
KUALA LUMPUR – ganda putri Indonesia, yakni pasangan Shendy Puspa Irawati/Lilyana Natsir serta tunggal Lindaweni Fanetri melengkapi kesempurnaan Indonesia di babak penyisihan Grup B Thomas & Uber Cup 2010. Mereka sukses membawa Merah Putih menekuk Denmark 5-0 dan melenggang ke perempat final.
Kendati tak lagi berpengaruh karena sebelumnya telah memastikan kemenangan 3-0, lewat Adrianti Firdasari, pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Maria Kristin Yulianti, Indonesia tetap tampil ngotot. Pasangan Shendy Puspa Irawati/Lilyana Natsir dan pemain muda Lindaweni Fanetri tetap tampil serius.
Bermain di partai keempat, Shendy/Lilyana sukses menaklukkan Lena Frier Kristiansen/Maria Ropke untuk membawa Merah Putih unggul 4-1. Kendati sempat mendapat perlawanan sengit, namun akhirnya Shendy/Lilyana berhasil menjinakkan pasangan Denmark tersebut, dua set langsung 21-17, 21-17.
Sementara di partai pamungkas, Lindaweni Fanetri yang belum pernah bermain sejak hari pertama, tak ingin mencoreng kesempurnaan Tim Uber Indonesia. Linda sukses menekuk Line Kruse juga lewat dua set langsung, 21-6 dan 21-12 di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/5/2010).
Kemenangan sempurna ini merupakan yang kedua dilakukan Tim Uber di penyisihan Grup. Sebelumnya, pada hari pertama mereka juga sukses menggilas tim lemah Australia dengan skor sama (5-0).
THOMAS CUP
GROUP A
South Korea 5 Peru 0 (Shon Wan Ho bt Andres Corpancho 21-9, 21-15; Yoo Yeon-seong-Cho Gun Woo bt Antonio Corpancho-Martin Del Valle 21-14, 21-10; Hong Ji-hoon bt Bruno Monteverde 21-13, 21-13; Shin Baek-cheoi-Kim Ki-jung bt Mario Cuba-Andres Corpancho 21-11, 21-14; Lee Hyun-il bt Rodrigo Pacheco 21-8, 21-5
GROUP D
Indonesia 4 India 1 (Taufik Hidayat bt Kashyap Parupalli 14-21, 21-19, 21-18; Markis Kido-Hendra Setiawan bt Sanave Thomas-Akshay Dewalkar 21-11, 21-13; Sony Dwi Kuncoro lost Arvind Bhatt 21-19, 9-21, rtd; Alvent Yulianto Chandra-Hendra Aprida Gunawan bt Rupesh Kumar-Diju Viliyaveetil 14-21, 21-13, 21-11; Simon Santoso bt Anup Sridhar 21-8, 21-17)
UBER CUP
GROUP B
Denmark 3 Australia 2 (Camilla Sorensen bt Eric Pong 21-15, 21-6; Karina Jorgensen lost Renuga Veeran 20-22, 13-21; Mette Poulsen lost Chia Chi Huang 11-21, 5-21; Kamilla Rytter Juhl-Christina Pedersen bt Kate Wilson-Renuga Veeran 21-12, 21-19; Lena Frier Kristiansen-Marie Repke bt He Tian Tiang-Chia Chi Huang 21-13, 21-16)
GROUP C
Russia 4 Germany 1 (Ella Diehl lost Juliane Schenk 16-21, 13-21; Tatjana Bibik bt Karin Schnaase 21-18, 21-12; Anastasia Prokopenko bt Fabienne Deprez 22-20, 17-21, 21-19; Valerie Sorokina-Nina Vislova bt Birgit Overzier-Juliane Schenk 21-17, 21-11; Anastasia Prokopenko-Anatasia Russkikh bt Carla Nelte-Johanna Goliszewski) 21-12, 21-17)
KUALA LUMPUR - Pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari membuka peluang Indonesia memuncaki Grup B. Mereka berhasil membawa Tim Uber Indonesia unggul 2-0 atas Denmark setelah menundukkan pasangan Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen.
Bermain di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/5/2010), Greysia/Nitya harus tertinggal lebih dulu, sebelum akhirnya bangkit untuk merebut dua set selanjutnya, sekaligus menuntaskan perlawanan Kamilla/Christinna, 13-21, 21-15 dan 21-13 dalam tempo 58 menit.
Bermodalkan keunggulan 1-0 setelah di pertandingan pertama Adrianti Firdasari mengalahkan Camilla Sorensen, Greysia/Nitya justru kedodoran meladeni permainan cepat Kamilla/Christinna. Sempat memberikan perlawanan sengit di awal set, Greysia/Nitya harus tertinggal cukup jauh 17-12 sebelum akhirnya menyerah 21-13.
Tertinggal, Greysia/Nitya langsung merespon dengan baik pada set kedua. Setelah sempat saling susul poin di awal, pasangan muda ini berhasil menjauh skor 12-7. Unggul cukup jauh, kepercayaan diri Greysia/Nitya membumbung tinggi, sehingga berhasil memperlebar keunggulan 17-7 sebelum akhirnya menutup set dengan 21-15 dan memaksakan rubber set.
Langganan:
Postingan (Atom)